Senin, 30 September 2013

Saturday with Mummy


Wow, Sabtu bersama Mummy...... seram sekali.
Ini beneran loh..... tapi tidak seram....di Singapore Art Museum sedang ada galeri tentang Mummy, bekerjasama dengan British Museum.
Kami, hari Sabtu, di akhir bulan Sept 2013 ini melakukan one daytrip ke Singapore, mengunjungi beberapa lokasi termasuk melihat Mummy.

Pesawat yang kami gunakan adalah AirAsia, take off tepat waktu jam 7.05 dan tiba di Singapore hampir jam 10 pagi (beda waktu lebih cepat 1 jam) dan kami langsung berangkat ke Sentosa dengan menggunakan MRT dengan rute Changi-Tanah Merah, Tanah Merah-Outram, Outram-Harbourfont yang memakan waktu sekitar 45 menit. Station MRT Harbourfront terletak di B2 Vivo City Mall , kemudian kami naik ke Lantai 3 menuju Sentosa Express dengan membayar s$3 per orang (bisa menggunakan EZ card).


Museum Maritime, Typhoon Theatre & Sea Aquarium
 
Kami turun di waterfront station, lalu menuju ke Museum Maritime. Awalnya kami hanya berencana ke Museum Maritime dan nonton Typhoon Theatre, tapi sekarang tidak lagi dijual tiket terpisah untuk museum saja tapi harus paket sekaligus dengan SEA Aquarium sehingga jadi cukup mahal s$38.
Pintu masuk dimulai dari museum lalu masuk Typhoon Theatre yang selantai dengan pintu masuk museum, baru kemudian ke SEA Aquarium.
Typhoon Theatre adalah theatre 4 dimensi dengan efek air dan sedikit getaran, menceritakan tentang kapal yang berlayar dan tiba-tiba ada typhoon sehingga kapal tenggelam....namun nonton ini tidak seseram nonton Haunted Mine di 4D nya Genting (bisa di baca di blog ini pada artikel berjudul Malaysia Trip).
Uniknya, saat kapal tenggelam lantai tempat duduk ikut turun ke bawah sehingga pindah lantai dan ditampilkan suasana bawah laut. Lalu kita keluar theatre langsung masuk ke  SEA Aquarium.....jadi nyambung ceritanya.
SEA Aquarium, saat ini adalah aquarium terbesar di dunia. Air di aquarium mencapai 45 juta liter, area terbagi dalam 10 zona dan 49 habitat.....sayang waktu kami kurang banyak, jadi tidak bisa satu per satu kenalan dengan semua pengguni aquarium yang berjumlah 100,000. Dari semua animal yang aku lihat aku suka dengan sea jelly, berwarna kuning, cantik dan unik.

Chinatown & Clark Quay
Dari Sentosa, kami menuju Chinatown dengan menggunakan MRT melewati 2 station Harbourfront-Chinatown.
Disini lagi panas banget, padahal sudah jam 2 siang, jadi kami hanya jalan-jalan sebentar di Pagoda Street mulai dari pintu keluar MRT sampai ujung jalan Pagoda yang ada Sri Mariaman Temple. Kemudian naik MRT Chinatown-Clark Quay yang station-nya berurutan. Kami keluar dari pintu Eu Tong Seng Street lalu ke kiri melewati jembatan lalu belok kiri lagi ke arah Gmax.....untung tidak panas seperti saat di Chinatown.
Kami kesana untuk naik water taxi, di dekat Gmax ada jetty River Cruise yang juga melayani water taxi selain cruise. Di seberangnya (di depan pintu Central Mall yang menghadap sungai), ada jetty dari perusahaan lain yaitu Singapore Explorer. Kami naik water taxi-nya River Cruise menuju Merlion Park, kami membayar s$3 per orang menuju Merlion Park.

Merlion Park & Marina Bay Sand by Water Taxi
Kami  turun dari water taxi tepat di area Merlion lalu foto-foto dengan patung Merlion yang suka kami sebut "si singa muncrat" dengan berbagai gaya, papa bergaya keramas dengan air pancuran merlion, adik saya dengan gaya memasukkan air pancuran merlion ke tas...... Kemudian kami jalan ke arah jetty nya water taxi lainnya yaitu Singapore Explorer untuk menggunakan water taxi ke Marina Bay Sand (water taxi nya River Cruise tidak ada rute ini) dengan membayar s$4 per orang.
Kapalnya River Cruise kayu begitu juga dengan bangkunya, sedangkan kapalnya Singapore Explorer putih (bukan kayu) dan dalamnya sofa.

Mummy at Singapore Art Museum
Water taxi yang kami naiki merapat di jetty yang tidak jauh dari MBS maupun ArtScience Museum. Kami langsung membeli tiket Mummy yang jam 16.30 seharga s$ 15 per orang.
Kami diputarkan film tentang Mummy, dikupas tuntas tentang mummy Nesperennub yang sudah berusia 3.000 tahunan. Selesai nonton 3D theatre kami menuju ke ruang pameran.
Walau sudah diterangkan di film, saya tetap merasa apa iya ini mummy beneran....., sebab bentuknya yang seperti patung kayu bergambar warna warni tampak indah dan hanya seperti patung kayu berlukis seperti pada foto buku di bawah ini.
Tapi itu beneran Mummy......Mummy Nesperenmub tidak pernah di buka dan dilihat dalamnya dengan teknologi CT scanner Siemens Somatom Sensation 64 scanner. Wajah sang mummy juga berhasil di rekronstruksi berkat teknologi scanner ini
Informasi yang berhasil saya tangkap setelah nonton dan melihat mummy adalah.......
Ternyata orang meninggal yang hendak di-mummy-kan, organ-organ tubuhnya diangkat dan disimpan di wadah berupa 4 canopic jars (bentuknya seperti kendi dan tutupnya bergambar kepala binatang) yang ditempatkan satu lokasi penyimpanan mummy. Namun pada abad ke 11 sd 7 sebelum masehi, kadang organ-organ tersebut disimpan di rongga tubuh.
Organ kepala bagian penting dari proses pembuatan Mummy, organ kepala yang dikeluarkan adalah mata, hidung, telingga mulut dan otak...... otak diambilnya dari rongga tulang dekat hidung atas.
Organ-organ tersebut diangkat karena dipercaya organ-organ tersebut juga digunakan di kehidupan berikutnya. Organ perut juga dipindahkan.....tapi hati tetap didalam karena hati dianggap sebagai inti dari mind dan memory setiap orang dan tetap bertahan setelah kematian.
Setelah organ dikeluarkan lalu dibalut dengan beberapa bahan dan sebelumnya diatas tubuh diberikan beberapa simbol. Setelah dibalut, diberi coffin. Pada masa sebelumnya coffin terbuat dari kayu dan batu, tapi coffin-nya Nesperennub berupa cartonnage yang terbuat dari linen atau papyrus. Coffin cartonnage lebih murah dan mudah dibuat dan juga menghindari pencurian karena setelah dipasang dan dikeringkan tidak mudah dilepas.
Coffin yang sudah kering dilukis gambar-gambar dan juga nama serta profesi mummy saat hidup, bentuk lukisannya bagus warna warni sehingga mummy-nya cantik, tidak menakutkan.
Selain mummy Nesperennub, ada juga mummy lainnya termasuk mummy kucing.
Di galeri ini juga ada kelas tentang pembuatan mummy dengan menggunakan boneka. Banyak anak-anak kecil yang ikut kelas ini. Lalu ada juga toko souvenir dan stand photo.....kami membeli kotak pensil mummy dan buku serta berfoto.


Sebelum balik ke airport kami makan di food court Marina Bay Sands.
Lalu kami ke airport naik MRT promenade-paya lebar....tapi saat sampai station stadium sempat bingung karena dibilang ini terminal terakhir dan lanjutkan dengan kereta lain....maksudnya?.....ternyata ada kereta rute pendek dan jauh untuk rute ini dan kereta yang kami naiki adalah yang rute pendek, jadi tunggu kereta berikutnya saja untuk ke station paya lebar. Lalu lanjut MRT paya lebar-tanah merah, tanah merah-changi.
Kami naik kereta antar terminal menuju terminal 1 (station MRT adanya di terminal 2)....dan gate kami c18....gate paling ujung, begitulah budget airline pasti parkirnya di tempat yang paling jauh.
Pesawat pulang kami juga berangkat tepat waktu, take off jam 22 waktu Singapore dan mendarat hampir jam 23 waktu Jakarta.

Oleh Kumala Sukasari Budiyanto

Senin, 16 September 2013

Bali, I'm Coming Again!


Sudah cukup banyak artikel blogku ini membahas negara lain, kali ini aku akan membahas liburan di negeriku sendiri....aku berwisata ke Bali lagi.

Aku berangkat dari Jakarta dengan pesawat AirAsia, teman perjalanan hematku yang "bermarkas" di Terminal 3.
Saat tiba di Terminal 3 di pagi hari, ada pemandangan yang berbeda dengan tahun lalu. Sekarang Terminal 3 ramai sekali.... saat ini ada 3 maskapai yang menggunakan terminal ini, yaitu AirAsia, Lion dan Mandala.
Pesawat yang saya tumpangi harus antri untuk take off, kami menunggu 10 menit...., masih lebih cepat saat minggu lalu saya ke Bangkok menggunakan Garuda menunggu 30 menit take off di Terminal 2.

Liburan di Bali kali ini, aku fokuskan di area Nusa Dua....area Bali yang belum pernah kuinjak selama 3x wisata ke Bali sebelumnya.... dan tak lupa mengunjungi 1 tempat favoritku di Bali yaitu Bali Safari di Gianyar.
Selama di Bali, aku menginap di Mercure Nusa Dua. Hotel ini masih baru, saya cukup puas menginap disini. Namun hotel ini tidak di pinggir pantai dan bukan dalam kompleks BTCD (Bali Tourism Corporation Development) tapi buat pecinta pantai, setiap jam dari jam 8 pagi sampai 5 sore ada shuttle car dari hotel ke private beach.
Shuttle bus Bali Collection juga melayani antar jemput ke hotel ini (untuk area nusa dua ada 2 shuttle, khusus Hotel Mulia, St Regis dan Mercure ada 1 mobil minibus yang tempat menunggunya di Bali Collection dekat entrance Gate A dan kadang di exit Gate A).



Bali Collection
Disini terdapat cafe-cafe dan kios-kios menjual barang-barang khas bali yang "semodel" dengan barang-barang di pasar Sukowati atau Kresna, tapi tampaknya yang dijual dengan kualitas lebih diatas.
Tempat makan favorit saya adalah Mai Mai, makanannya enak dan harga cukup ok. Kami juga belanja pernak pernik dan tas batik lucu berbentuk kelinci..
Selama di lokasi ini jarang ditemui turis lokal, selama naik shuttle bus dari hotel ke Bali Collection, semuanya juga turis asing.
Di area Bali Collection juga ada Bali Theater dengan judul pertunjukan Devdan Show. Tapi hari ini, Kamis, 12 Sep 2013 tidak ada pertunjukan di Bali Theater yang lokasinya dekat Gate C Bali Collection, jadi kami hanya beli karcis untuk keesokan harinya. Harga Karcis termurah USD 65, tapi karena orang lokal maka diberi harga khusus Rp 300 ribu (dengan menunjukkan KTP).

Water Blow
Keluar dari Gate C Bali Collection, kita bisa menuju pantai, setelah ketemu pantai, ambil arah kanan lalu ikuti jalan sampai pintu keluar pantai di belakang The Bay, lalu ambil kiri sampai ketemu tangga, naik dan belok kanan mengikuti jalan dan disitulah lokasi Water Blow.
Water Blow adalah ombak yang mencuat di antara karang. Saat pertama kali datang, kamis sore ombaknya kecil sekali sehingga water blow nya kecil.....beruntung saat aku datang sabtu pagi menjelang siang....inipun tidak sengaja, saat main di private beach mercure di nusa dua yang letaknya tidak jauh dari water blow, aku lihat ombak di area tebing water blow tinggi, maka berjalanlah kami kesana.....and surpise...water blow nya sedang dasyat! Tapi karena keseruan nungguin moment water blow untuk foto dan video, kami tidak sadar tangan dan hidung sampai merah terbakar matahari....hu..hu... 
Video rekaman water blow, hasil aku berpanas-panas ria dapat dilihat disini:
http://youtu.be/gSShintsHYQ

Bertemu Contestant MISS WORLD di BALI SAFARI

Jumat pagi, 13 Sep 2013  pagi-pagi saya ke Bali Safari dengan menggunakan shuttle car Bali Safari. Tiket saya beli online dengan paket termasuk antar jemput USD 39 per orang, jika kita pergi sendiri harga karcis orang lokal tanpa shuttle Rp 130 ribu.
Pada kunjungan kali ini, kami mendapat kesempatan melihat langsung rombongan contestant miss world yang sedang mengunjungi Bali Safari dan bahkan bareng nonton elephant show.
Elephant show ceritanya lucu dan seru tentang konflik antara manusia dan gajah di Sumatera. Adegan seru saat seekor gajah bisa akting pura-pura tertembak oleh pemburu dan adegan perdamaian antara manusia dan gajah, dimana gajah menolong manusia yang kejebur di sungai yang sesama manusia saja tidak bisa menolongnya. Di penutupan acara, 4 orang contestant miss world dikalungi bunga oleh gajah dan khusus untuk contestant Indonesia diberi ciuman oleh sang gajah. Setelah pertunjukan kita juga bisa foto dengan gajah....free...tapi gajahnya tahu kalau gratis jangan lama-lama, sekitar 10 menit sesi foto gajahnya sudah kagak betah, mau pergi melulu....kata pawangnya anaknya mangil-manggil.....memang sih kedengaran auman gajah dari luar......gajah hamilnya lama loh....20 bulan.
Sebelumnya jam 11, kami juga menonton animal education show di panggung hanoman, hewan-hewannya pandai seperti saat awal pembukaan show, ada orang hutan yang dengan mahirnya membuka gulungan papan pengumuman, lalu deretan binatang yang lari berendengan kompak, ada pudel, tikus, kucing.......kagak terbayang bagaimana melatihnya......kucing saya aja ribet kalau dibilangin. setelah itu ada beberapa binatang yang show yaitu binturong, ular, elang dan orangutan yang pandai bersih-bersih.
Selain nonton pertunjukan dan safari journey dengan mobil ke area-area binatang Indonesia dan Afrika seperti lion, macan, jerapa, badak ysng sukanya berendam melulu......., adik saya foto dengan 4 binatang.....anak orang utan bernama Ni Luh, anak binturong, onta yang bernama Louis dan anak macan yang berumur 5 bulan yang dipanggil "miss world" oleh pawangnya.
Foto dengan binatang ini dikenakan biaya, jika memakai kamera sendiri dikenakan Rp 50 ribu per binatang kecuali dengan binturong Rp 80 ribu......binatang-binatang ini pandai cari uang dan yang paling laris manis adalah anak orang utan yang bernama Ni Luh.... Ni Luh juga sangat paham jika ada tamu, walau lagi makan langsung duduk ke pangkuan tamu yang datang.....gaya fotonya juga sudah hafal....adik saya minta gaya lain karena tahun lalu sudah pernah foto....jadilah si Ni Luh diarahkan untuk merangkul sesuai permintaan adik saya yang ingin bergaya rangkulan....untung Ni Luh tidak rewel he..he.

Devdan Show
Setelah dari Bali Safari kami menuju area Bali Collection untuk menyaksikan Devdan Show yang terletak dekat Gate C Bali Collection.
Show nya bagus, tidak kalah dengan show yang saya tonton di negara lain.....saya merasa dosa jika sudah nonton banyak show sejenis di negara lain tapi show di negara sendiri belum pernah ditonton.
Desain panggung dan lighting juga sudah canggih.....ada panggung air di bagian depan yang dalam show dilewati oleh sampan lalu ada hujan dari atas turun ke panggung air (kalau di negara lain ada yang dibuat daratan berganti air, kalau ini permanen).
Devdan singkatan dari Deva dan Dhana yang artinya Berkah Tuhan....kekayaan Indonesia adalah berkah untuk rakyatnya.
Pertunjukan menceritakan budaya Indonesia mulai dari Bali, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua, yang dikemas dalam tarian daerah yang dimodernisasi ditambah akrobat....ada tarian seperti hiphop tapi penari pakai baju jawa....antik deh.
Pada sesi Kalimantan, ada tarian monyet yang interaktif diiringi musik pop, para pemain berbaju hanoman berkeliling diantara penonton dan memberikan salam....sempat shock dan langsung pegangin tas....reflek karena ingatnya monyet suka jail....ini juga ada satu yang jail, saat temen-temennya sudah balik ke panggung, tinggal dia satu yang mendekati satu pengunjung dan membuat kaget. Pada sesi Kalimantan juga ada tarian akrobat sepasang kekasih, hanya dengan menggunakan alat berupa kain yang menggantung.
Penonton show hampir semua turis asing tapi menurut saya bagi warga lokal show ini juga pantas untuk ditonton karena menghibur dan membuat kita bernostalgia dengan lagu-lagu dan tarian daerah yang kita pelajari saat sekolah.
Namun sayangnya banyak bangku-bangku belum terisi penuh, mungkin karena weekday.....yang pasti saya berharap Devdan bisa dapat ditonton oleh semua turis asing dan juga orang-orang lokal.....karena memang worth untuk ditonton.

Camel Riding
Aku awalnya ragu-ragu mau naik unta....yang mau banget adikku.
Kami dijemput oleh bali Camel Safari di hotel menuju Hotel Nikko dimana lokasi camel Safari berada. Petugas menyambut kami di lobby hotel….ternyata loby Hotel Nikko di lantai atas (kalau tidak salah lantai 11) dan pantainya di lantai 1, ini karena hotel letaknya di tebing.
Lokasi Camel Safari di pantai di belakang hotel Nikko. Aku masih antara mau-mau tidak naik unta, tapi kata petugasnya,"rugi mba, dicoba saja, ntar kalau takut minta turun."
Ya, sudahlah dicoba, penasaran juga sebenarnya.
Dua ekor unta. sudah disiapkan dengan tali gandeng, yang di depan namanya Sahara dan yang dibelakang Jengiskhan.....katanya unta ini kakak adik. Unta-unta di camel safari berasal dari Australia.
Katanya unta tidak bisa sembarang dipasangkan untuk jalan.....mereka punya pilihan....tidak kalah dengan traveller yang punya travelmate!
Unta ini juga katanya tidak mau kalau sering-sering disuruh "kerja", jadi untuk tamu setelah kami akan menggunakan unta yang lain lagi. Unta-unta di camel safari kalau keseringanan punggungnya dikasih beban, maksudnya ditunggangi manusia, suka marah.
Riding dimulai....saya awalnya memilih unta yang di belakang, tapi saat mau naik ke punggung Jengiskhan susah banget.....si Jengiskhan gendut dan saya takut dan susah untuk menaikkan badan dengan di sadel berpijak di sadel....
Akhirnya saya disuruh naik ke camel yang di depan yang namanya Sahara dan berhasil duduk di punggungnya.
Deg deg an berikutnya saat si Sahara disuruh berdiri.... "Punggung sandar ke belakang, mba....", kata pawangnya (saat unta berdiri dari duduk dan sebaliknya saat mau duduk, kita harus sandarkan punggung ke belakang). Upppsss, it's ok, Sahara dengan lembut bangun dari duduknya...lalu Jengiskhan yang ditunggangi adik saya, bangun dari duduknya.
Perjalanan dimulai, saat melewati daerah tanah, goyangnya si Sahara lumayan dan saya bilang ke pawangnya, jalannya kagak usah jauh-jauh deh, tidak usah sampai 30 menit....(kami memilih paket Safari 4, camel riding selama 30 menit dengan penjemputan dari hotel kami menginap...harga bisa dilihat di web ww.balicamelsafaris.com ).
Tapi setelah masuk area pasir pantai, lembut guncangannya......unta memang cocoknya jalan di padang pasir.....
Hasil fotonya bagus-bagus dan seru juga mencoba naik unta.....tapi aku tidak terbayang kalau harus naik unta ke gunung Sinai dalam kondisi gelap dan jalanan menanjak.....pasti akan berdoa terus dan nyanyi "Tuhan, aku berserah....!"
Camel Safari bisa dipesan via email info@balicamelsafaris.com dan sebaiknya tidak langsung datang ke lokasi tapi booking dulu supaya bisa dijadwalkan. Aku booking via email ini dan bayar saat tiba di lobby hotel Niko.


Liburan ke Bali kali ini selesai sudah....kami berangkat ke airport dengan mobil hotel. Jalanan by pass macet sekali, tol nusa dua-airport belum dibuka....beruntung kami tidak berangkat mepet-mepet.
Terminal keberangkatan sudah menggunakan bangunan baru, tapi belum rampung seluruhnya. Counter check in masih sementara dan gate yang bisa dipakai juga masih beberapa dan tampaknya masih sementara, tulisan gate nya di pintu keluar arah landasan masih berupa tempelan. Airasia hanya pakai 1 gate yang kapasitas tempat duduk hanya sedikit, padahal ada 2 pesawat yang akan berangkat dalam waktu hampir sama.....jadilah suasananya semrawut......
Tapi jika bandara rampung direnovasi, rasanya akan bagus......
Setelah pesawat take off, perasaan sumpek di bandara hilang setelah melihat jalan tol benoa yang menghubungkan nusa dua dan airport, dengan lampu-lampu seperti ular melingkar.....cantik dilihat dari atas pesawat.


oleh Kumala Sukasari Budiyanto